1. Kehilangan pola pikir Al Qur’an dan Hadits Nabi SAW, yaitu pola pikir ruang.
2. Memperlakukan sejarah seperti seorang Marxist.
3. Membangun pola pikir piramida seperti :
a.Mengambil sebuah tafsir seorang ulama sebagai suatu paket utuh tanpa perlu perbandingan dan koreksi.
b. Hilangnya musyawarah.
c. Tidak memberi tempat bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
4. Menjadikan pola politik kekuasaan sebagai panglima (Politik adalah panglima).
5. Ketidaktegasan pemberlakuan hukum .
6. Menjadikan Al Qur’an sebagai sesuatu yang asing bagi perkembangan kebudayaan lokal yang dianggap hanya memaksakan pakaian gamis, memelihara janggut dan main ketimpring (arabisasi).
7. Meragukan kebenaran Al Qur’an dan Hadits Nabi SAW salah satunya dengan melakukan pemisahan antara Islam dengan negara dan mengakui adanya pembawa risalah yang lain setelah Rasulullah Muhammad SAW.
Wallahu’alam bissawab.
Catatan : Untuk lebih memahami makna pola ruang Al Qur'an dapatlah kiranya membaca tulisan dalam blog ini berjudul : Manhaj Al Bait Al Atiq
Catatan : Untuk lebih memahami makna pola ruang Al Qur'an dapatlah kiranya membaca tulisan dalam blog ini berjudul : Manhaj Al Bait Al Atiq
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus