Sabtu, 12 November 2011

the cube

The cube 

Enam ribu tahun yang lalu sebuah kubus di bangun kembali di muka bumi, di kota Mekkah, sebagai sebuah alat petunjuk yang datang dari langit.
Sebuah alat  yang  memiliki kode – kode rahasia yang harus dapat dipecahkan  akal fikiran manusia , sebab kubus ini dinyatakan sebagai petunjuk yang mampu membebaskan manusia dari segala macam penderitaan hidup di muka bumi.
Enam ribu tahun yang lalu, Ibrahim AS dibantu anaknya Ismail AS, merekonstruksi kembali bangunan kubus Ka’bah yang telah dibangun oleh manusia pertama, Adam AS yang kemudian hancur saat banjir besar datang pada zaman Nuh AS.
Petunjuk yang berisi kode – kode rahasia ini harus terus dijaga agar petunjuk dari  langit ini mampu dibuka lewat petunjuk kitab ruang , Al Qur’an.
Pola susunan Al Qur’an ini merupakan sebuah rekaman pola gerak dalam ritual ibadah Thawaf, yaitu ibadah mengelilingi bangunan Ka’bah. Sebuah ritual berkeliling Ka’bah yang di mulai dari Hajar Aswad, Multazam, Pintu, Hijir Ismail , Rukun Irak, Rukun Yaman dan kembali ke titik mula perjalanan yaitu Hajar Aswad dan ini diulang sebanyak 7 kali sebagaimana Allah menyatakan bahwa Al qur’an merupakan 7 ayat yang diulang – ulang.
Pola gerak melingkar ini bila kita runtut dan kita ucapkan dengan kata – kata merupakan sebuah gerak yang terputus – putus karena bagian Ka’bah yang kita lewati dalam satu lingkaran Thawaf adalah bagian yang berbeda – beda dan gerakan inipun berulang – ulang sebanyak 7 kali.
Dalam melaksanakan ritual Thawaf tadi, kita menjadikan Ka’bah sebagai pusat gerakan kita. Dimana Ka’bah merupakan sebuah bangunan yang membentuk sebuah ruang di dalamnya yang dapat kita ambil maknanya.
Ka’bah adalah pola ruang tandingan atas piramida, antara kebebasan dengan tirani.
Ka’bah memiliki pola yang sama antara dasar bangunan dengan atapnya yang memberikan kebebasan bagi siapapun untuk mencapai tingkat tertinggi tanpa harus menginjak yang lain karena setiap manusia yang menginginkan posisi yang tinggi harus mampu terlebih dahulu membangun tiang – tiang (rukun) Iman dan Islam sebagai tiang panjatan menuju tempat yang tinggi.
Sedangkan piramida adalah lambang penguasaan manusia atas manusia yang lain karena bentuk atas bangunannya sangat sempit mengerucut bila dibandingkan bentuk dasar bangunannya dan untuk mencapai puncaknya kita tinggal memanjat lewat kemiringan sisi bangunan piramida tersebut dan begitu sampai di atas kita harus mendorong orang yang terlebih dahulu sampai di puncak piramida, karena bidang pijakan bagian atas piramida hanya cukup untuk satu orang saja. Jika memiliki kesempatan mencapai puncak, kita harus waspada karena akan banyak orang yang akan mendorong jatuh diri kita.
Kebebasan yang berasaskan musyawarah (demokrasi) yang berlandaskan pada hukum tentang pola ruang gerak yaitu Al Qur’an dan Al Hikmah.
Tidak ada kedamaian tanpa keadilan, tidak ada keadilan tanpa kebebasan gerak, tidak ada kebebasan gerak tanpa ruang gerak dan tidak ada ruang gerak tanpa hukum absolut tentang ruang gerak.
Mari kita bangun Ka’bah (The Cube) dengan gerak melingkar yang menyeluruh (thawaf).
Jangan biarkan akal menutup hati kita, jangan biarkan hati menutup akal kita.
Biarkan akal menerangi hati kita dan biarkan hati menerangi akal kita..

 Catatan : Untuk lebih memahami makna pola ruang Al Qur'an dapatlah kiranya membaca tulisan dalam blog ini berjudul : Manhaj Al Bait Al Atiq

1 komentar: