Sabtu, 12 November 2011

Geometri dalam alam pikiran manusia

Kemampuan geometri setiap manusia disimpulkan sudah ada sejak lahir. Artinya, kemampuan ini bersifat alamiah. Kesimpulan ini didapat dilakukan penelitian terhadap suku Mundurucu, Amazon, Amerika Tengah. Kepada mereka, diberikan sejumlah pertanyaan mengenai garis, titik, dan sudut. Soal yang sama juga diberikan kepada sejumlah anak-anak sekolah di Perancis dan Amerika Serikat.

Hasilnya, cukup mengejutkan. Suku Mundurucu yang tidak pernah mengecap pendidikan dan tidak pernah sama sekali diperkenalkan dengan soal-soal geometri dasar, dapat menjawab dengan sempurna. Jawaban yang diberikan suku Munducuru sama dengan jawaban yang diberikan oleh anak-anak sekolah di Perancis dan Amerika Serikat.

Hasil penelitian ini dipublikasikan dalam Makalah Akademi Ilmu Pengetahuan Nasional Amerika Serikat.
Pengetahuan tentang geometri dasar yang dipelajari sekarang ini diperkenalkan oleh ahli matematika Yunani, Euclid, 2300 tahun yang lalu. Euclid dari Alexandria dikenal sebagai bapak geometri.

Geometri Euclid berisi tentang bahwa proposisi bahwa dua titik dapat dihubungkan dengan garis, sudah sebuah segitiga atau proposisi dua garis yang sejajar tidak akan pernah berpotongan.

Pengetahuan ini diyakin baru didapat dari pendidikan formal. Yang jadi perdebatan adalah apakah kapasitas atau intuisi tentang geometri, ada di setiap orang tanpa pandang perbedaan bahasa dan tingkat pendidikan.

Studi tentang pengetahuan geometri antara suku Mundurucu di Amazoan dan anak-anak sekolah di Perancis dan Amerika Serikat dilakukan oleh peneliti asal Perancis, Pierre Pica dari Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan dibantu beberapa peneliti lainnya.
"Suku Mundurucu hanya mengenal angka. Tidak ada yang mengajari mereka istilah-istilah geometri seperti lingkaran, segitiga atau proposisi bahwa dua garis yang sejajar tidak akan berpotongan. Ini menandakan dalam bahasa mereka tidak mengenal konsep-konsep geometri", ujar Pica dalam wawancaranya dengan BBC News.

Dalam penelitian di suku Mundurucu, Pica mengambil sampel 22 anak remaja dan 8 anak-anak. Metoda penelitiannya dilakukan dengan cara berdialog dan bertanya dengan geometri.

Pertanyaan yang sama juga diajukan ke 30 anak remaja dan anak-anak di Perancis dan Amerika Serikat. Yang kecil berumur 5 tahun.

Jawaban yang diberikan oleh suku Mundurucu sama akuratnya dengan jawaban yang diberikan oleh respoden di Perancis dan Amerika Serikat. Mereka sepertinya memiliki intuisi tentang garis dan bentuk-bentuk geometri tanpa pernah melalui pendidikan formal atau pernah menggunakan bahasa-bahasa geometri.



Malah, dalam beberapa hal suku Mundurucu punya kemampuan yang lebih ketimbang responden di Perancis dan Amerika Serikat. Seperti misalnya dengan bentuk bulat yang jika diparalelkan dengan garis dapat saling berpotongan. Sekali pun jawaban yang diberikan oleh suku Mundurucu hanyalah sebatas tebakan. Tapi, alasan yang dikemukakan sangatlah masuk akal dan dapat dipercayai. 
Pertanyaan tentang soal Non-Euclidian ini menunjukkan bahwa pengetahuan geometri yang selama ini dipelajari oleh semua orang tidak mengarah pada sebuah kebenaran. Sebaliknya, pendidikan geometri telah menipu kita.Hal ini menunjukkan bahwa pengetahuan tentang geometri Euclidian oleh orang-orang berpendidikan diterima seperti apa adanya dan dapat diterapkan di mana saja.

Tulisan di atas merupakan sebuah fakta bahwa pola pemikiran geometri  ada di dalam diri setiap manusia tanpa terkecuali atau dengan kata lain bahwa "software" geometri sudah ada dalam diri manusia .
Ini merupakan salah satu alasan mengapa Allah menurunkan petunjuknya dalam pola geometri Ka'bah  

 Catatan : Untuk lebih memahami makna pola ruang Al Qur'an dapatlah kiranya membaca tulisan dalam blog ini berjudul : Manhaj Al Bait Al Atiq

Tidak ada komentar:

Posting Komentar